- Habitat dan Budi Daya Tanaman Kelor
Pada artikel sebelumnya saya telah menjelaskan tentang manfaat tanaman kelor. Pada tulisan berikut ini akan membahas habitat tanaman kelor. Tanaman kelor dengan nama sebutan yang beragam di setiap daerah ini (Kelor -> jawa,sunda,bali,lampung. Maronggib -> Madura. Kerol -> Buru. Kelo -> Gorontalo. Keloro -> Bugis. Kawano -> Sumbawa. Moltong -> Flores) dll. Tanaman jenis perdu ini dapat tumbuh bekembang hingga mencapai ketinggian 7-12 m dan berkembang biak baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Namun ada beberapa sumber yang menyebutkan bahwa tanaman ini hanya dapat tumbuh pada dataran dengan ketinggian 300-500 m dpl.
Kelor tumbuh liar di ladang atau kebun yang cukup air, namun bisa juga tumbuh di tanah yang gersang asalkan tempat tersebu mendapatkan pencahayaan matahari penuh. Perkembang biakan tanaman ini bisa dengan cara setek batang (Vegetatif) maupun dengan biji (Genetatif). Adapun khasiat serta manfaat kelor sangat banyak, selain dapat mengobati berbagai macam penyakit antara lain :
-Diabetes. - Asma.
Kelor tumbuh liar di ladang atau kebun yang cukup air, namun bisa juga tumbuh di tanah yang gersang asalkan tempat tersebu mendapatkan pencahayaan matahari penuh. Perkembang biakan tanaman ini bisa dengan cara setek batang (Vegetatif) maupun dengan biji (Genetatif). Adapun khasiat serta manfaat kelor sangat banyak, selain dapat mengobati berbagai macam penyakit antara lain :
-Diabetes. - Asma.
-Kolesterol. - Sariawan.
-Jantung - Reumatik dll.
Tanaman ini juga bisa dimanfaatkan sebagai sayur, karena kandungan vitamin dan mineralnya melebihi sayuran lain yang dapat mencegah kekurangan gizi.
- Kelor dapat Memerangi Kekurangan Gizi
Moringa atau kelor sekarang begitu terkenal sehingga tampaknya tidak ada
keraguan dari manfaat kesehatan yang besar untuk direalisasikan oleh konsumsi
serbuk daun kelor dalam situasi di mana kelaparan, kekurangan gizi sudah semakin meluas.
Kelor sangat menjanjikan sebagai sumber makanan di daerah tropis karena pohon kelor memiliki daun yang penuh pada musim kering bila dibanding dengan tanaman sejenis lainnya. Daun kelor terus dilakukan penelitian untuk mengungkapkan sifat potensi nutrisi dan fitokimia, termasuk di antaranya termasuk efek antibakteri secara in vitro, toleransi glukosa meningkat pada model tikus diabetes, penghambatan Epstein-Barr aktivitas virus in vitro dan pengurangan papiloma kulit pada tikus.
Kelor sangat menjanjikan sebagai sumber makanan di daerah tropis karena pohon kelor memiliki daun yang penuh pada musim kering bila dibanding dengan tanaman sejenis lainnya. Daun kelor terus dilakukan penelitian untuk mengungkapkan sifat potensi nutrisi dan fitokimia, termasuk di antaranya termasuk efek antibakteri secara in vitro, toleransi glukosa meningkat pada model tikus diabetes, penghambatan Epstein-Barr aktivitas virus in vitro dan pengurangan papiloma kulit pada tikus.
Kelor telah digunakan dalam berbagai pengobatan
tradisional, termasuk obat tradisional Ayurvedic dan di Filipina, Afrika dan
Indonesia. Daun kelor dapat diberikan kepada ibu menyusui untuk dapat
meningkatkan laktasi atau produksi ASI.
Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan jika ada yang ingin komentar, namun tolong gunakan bahasa yang sopan !!